Selasa, 22 April 2008

GANGGUAN ORIENTASI REALITA

Gangguan Orientasi Realita
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubungannya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Disorientasi atau gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran, mengenai waktu, tempat, dan orang. Disorientasi dapat terjadi pada setiap gangguan jiwa yang mana ada kerusakan yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.

Gangguan Perhatian
Perhatian adalah pemusatan dan konsentrasi energi menilai dalam suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang. Agar supaya suatu perhatian dapat memperoleh hasil, harus ada 3 syarat yang dipenuhi yaitu: inhibisi, di sini semua rangsang yang tidak termasuk objek perhatian harus disingkirkan; Apersepsi, yang dikemukakan hanya hal yang berhubungan erat dengan objek perhatian; Adaptasi, alat-alat yang digunakan harus berfungsi baik karena diperlukan untuk penyesuaian terhadap objek pekerjaan.
Beberapa bentuk dari gangguan perhatian :
1. Distraktibiliti adalah perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berarti, misalnya: suara nyamuk, suara kapal, orang lewat, dan seabagainya.
2. Aproseksia adalah suatu keadaan dimana terdapat ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun terhadap situasi / keadaan tanpa memandang pentingnya masalah tersebut.
3. Hiperproseksia adalah suatu keadaan dimana terjadinya pemusatan / konsentrasi perhatian yang berlebihan, sehingga sangat mempersempit persepsi yang ada.

Gangguan Ingatan
Ingatan (kenangan, memori) adalah kesangguapan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Jadi proses ingatan terdiri dari 3 unsur yaitu: Pencatatan (mencamkan, reception and registration), Penyimpanan ( menahan, retention, preservation), Pemanggilan kembali (recalling).
Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan pada satu/ lebih dari 3 unsur tersebut, factor yang mempengaruhi adalah keadaan jasmaniah ( kelelahan, sakit kegelisahan), dan umur. Sesudah usia 50 tahun fungsi ingatan akan berkurang secara bertahap. Berikut beberapa bentuk gangguan ingatan :
1. Amnesia
Ketidakmamapuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau total retrograde/antegrad dan dapat ditimbulkan oleh faktor organic/psikogen. Sebab organik/ psikogen. Sebab organik, kerusakan pada unsur pencatatan dan penyimpanan, sedangkan sebab psikogen karena proses pemanggilan kembali terhalang oleh factor psikologis. Pada amnesia psikogen : tidak ada gangguan kesadaran, tidak ada kerusakan intelektual, bersifat selektif terhadap kejadian yang tidak ada kerusakan fungsi intelektual, bersifat selektif terhadap kejadian yang tidak menyenangkan, dapat terjadi penyembuhan secara tiba-tiba dan sempurna .
2. Hipernemsia
Suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya.
3. Paramnesia (pemalsuan/ pemiuhan ingatan).
Adalah gangguan dimana terjadi penyimpangan/ pemiuhan terhadap ingatan-ingatan lama yang dikenal dengan baik. Hal ini terjadi akibat distorsi proses pemanggilan paramnesia berguna sebagai pelindung terhadap rasa takut.
• Konfabulasi
• Pemalsuan retrospektif
• Deja vu (ilusi ingatan)
• De Jamais vu

Gangguan persepsi
a. Ilusi adalah suatu persepsi yang salah/ palsu, dimana ada atau pernah ada rangsangan dari luar. Ilusi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seorang dapat mengekspresikan emosi atau motivasi yang sangat kuat dengan melakukan interpretasi yang salah terhadap gambaran penginderaan. Keadaan tersebut biasanya secara sadar direpresi dan nantinya secara dinamis akan diinterpretasikan sebagai ilusi.
b. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal , halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang teresepsi. Halusinasi dapat terjadi karena dasar-dasar organik fungsional, psikotik maupun histerik. Jenis-jenis Halusinasi :
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusianasi pengecapan
5. Halusianasi raba
6. Halusinasi seksual
7. Halusinasi kinestetik
8. Halusinasi viseral
c. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sadah tidak seperti biasanya lagi serta tidak seseuai dengan kenyataan yang ada . Sering pada skizofrrenia dan sindrom lobus parietalis. Misalnya merasa dirinya terpecah menajdi dua.
d. Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, misalnya perasaan bahwa segala sesuatu yang dialaminya seperti dalam impian.

Daftar Pustaka

Yosep Iyus. 2007.Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar: